FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING TERHADAP BALITA USIA 6-59 BULAN DI DESA TAMANNYELENG
Abstract
Latarbelakang : Stunting merupakan keadaan kekurangan gizi pada anak balita yang ditandai dengan pertumbuhan lambat, tinggi badan tidak sesuai dengan umur, dan dapat dipengaruhi oleh beberapa factor nutrisi, infeksi pencernaan, berat badan lahir rendah dan kesehatan lingkungan. Tujuan penelitian. Untuk Mengetahui faktor risiko terhadap kejadian stunting pada balita usia 6-59 bulan di Desa Tamannyeleng, Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa. Desain penelitian: Desain penelitian yang digunakan adalah desain studi case control, yaitu salah satu metode penelitian dengan survey analitik yang menelaah hubungan antara efek (penyakit atau kondisi kesehatan) dengan faktor risiko tertentu. Besar sampel antara jumlah responden pada kelompok kasus 35 responden dan 35 responden pada kelompok kontrol, sehingga jumlah sampel secara keseluruhan adalah 70 responden. Hasil penelitian: Hasil analisis menunjukkan kualitas fisik air minum, dan kebiasaan cuci tangan tidak ada hubungan dengan kejadian stunting. Sedangkan, kepemilikan jamban memiliki hubungan dengan kejadian stunting pada balita di desa tamannyeleng. Hasil perhitungan OR menunjukkan kualitas fisik air minum OR 0,485 ; 95% CI (0,042-5,611), kepemilikan jamban tidak terdapat nilai OR, hal tersebut disebabkan karena tidak ada responden 0,0% pada kelompok control yang memiliki jamban yang tidak layak, dan kebiasaan cuci tangan OR 0,282; 95% CI (0,080-0,995). Kualitas air minum bukan merupakan faktor risiko kejadian stunting, sedangkan kebiasaan cuci tangan merupakan faktor risiko kejadian stunting di Desa Tamnnyeleng, kecamatan Barombong Kabupaten Gowa.
Saran: Diharapkan kepada orang tua agar selalu selalu menjaga sanitasi lingkungan terutama kebiasaan cuci tangan, dianjurkan cuci tangan pakai sabun sebelum atau setelah melakukan kegiatan karena Hal tersebut dapat mempergaruhi kualitas kebersihan ibu saat mengurus anak. Akibat tangan ibu yang kurang bersih dapat mengakibatkan anak mudah terkena penyakit menular dan anak akan beresiko terserang oleh bakteri yang menempel pada ibu, sehingga dapat menyebabkan penyakit infeksi seperti diare, yang juga dapat mengakibatkan stunting.
Keywords
Full Text:
Full PaperReferences
Brown, J., Cairncross, S., & Ensink, J. H. J. (2013). Water, sanitatin, hygiene and enteric infections in children. Archives of disease in childhood, 98(8), 629-634.
Chakravarty, I., Bhattacharya, A., & Das, S. K. (2017). Water, sanitation and hygiene : the unfinished agenda in the World Health Organization South-East Asia Region. WHO South-East Asia. Journal of public health. 22-26.
Fregonese, F., et al. (2017). Impact Of Contaminated Household Environment On Stunting In Children Aged 12-59 Month In Burkina Faso. 356-363.
Hasma. (2020). Raih skor tertinggi, gowa peringkat pertama turunkan stunting di Sulsel tahun 2020. Diakses pada tanggal 29 mei 2021 https://gowakab.go.id/Raih-skor-tertinggi-gowa-peringkat-pertama-turunkan-stunting-di-Sulsel-tahun-2020/
Herawati, Andi Anwar, Dina. 2020. Hubungan sarana sanitasi, perilaku penghuni, dan kebiasaan cuci tangan pakai sabun (CTPS) oleh ibu dengan kejadian pendek (Stunting) pada balita usia 6-24 bulan di wilayah kerja puskesmas harapan baru, samarinda. Jurnal kesehatan lingkungan Indonesia :7-15. Diakses pada tanggal 10 september 2021.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Situasi balita pendek (stunting) di Indonesia. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. ISSN 2088-270 X.
Olo, Annita. Henny, Suzana Mediani. Windy Rakmawati. (2020). Hubungan faktor air dan sanitasi dengan kejadian stunting pada Balita di Indonesia. Jurnal Obsesi : 5(2) : 1113-1126
Owino, V., Ahmed, T., Freemark, M., & Kelly, P. (2016). Environmental enteric Dysfunction and Growth Failure/stunting in Global Child Health. Pediatrics 138(6).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum, air minum yang aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisik, mikrobiologi, kimiawi dan radioaktif.
Prendergast, A.J., & Humphrey, J. H. 2014. The stunting syndrome in developing countries. Pediatrics and International child health, 34 (4), 250-265
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2018. Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Rondonuwu, S., Punuh, M. I. & Ratag, B. T. 2016. hubungan antara riwayat penyakit infeksi, ketersediaan air bersih dan kepemilikan jamban dengan status gizi pada anak usia 6-24 bulan di Pulau Nain Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara. Media Kesehat. 8,
Saryono. 2013. Metodologi penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam bidang kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Sinatrya, Alfadhila Khairil. Lailatul Muniroh. 2019. Hubungan faktor Water, sanitation, and hygiene (WASH) dengan stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Kotakulon, Kabupaten Bondowoso.
Sukoco, N. E. W., Pambudi, J. & Herawati, M. H. (2015). Hubungan status gizi anak balita dengan orang tua bekerja. Bul. Penelit. Sist. Kesehat. 18, 387-397
Torlesse H, Cronin AA, Sebayang SK, Nandy R. 2016. Determinants of stunting in Indonesian Children : Evidence from A cross-sectional survey indicate a prominent role for the water, sanitation and hygiene. Sector in stunting reducation. BMC public health journal, 16:669
United Ntions Children’s Fun. 2014. Approach to nutrition programming for the east Asia-Pasific region. 3,
Yunus, Muhammad. 2020. Lebih 151 ribu anak di Sulawesi Selatan menderita stunting. Diakses tanggal 29 mei 2021. https://sulsel.suara.com.cdn.ampproject.org/v/s/sulsel.suara.com/amp/read/2020/11/27/153821/lebih-151-ribu-anak-di-Sulawesi-Selatan-menderita-stunting/
DOI: https://doi.org/10.33857/jns.v6i1.557
Refbacks
- There are currently no refbacks.
View My Stats
Editorial office:
Jalan Tun Abdul Razak, (Hertasning Baru), Poros Makassar-Gowa,Kode pos 92113, Sulawwesi Selatan, INDONESIA
Telpon: 0411-8225111, 0411-8225112, 0411-822113
Email: upa@patria-artha.ac.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.